Jumat, 6 Maret 2009
Hari ini aku sambut dengan penuh suka cita awalnya. Kulihat kedua buah hatiku masih terlelap dengan pancaran kedamaian di wajahnya ketika aku sedang menyiapkan diri untuk menjalankan profesiku sebagai guru seperti biasanya. Ku kuatkan diri untuk tetap tegar dan terus berjuang demi kebahagiaan dan kesejahteraan didit dan chika. Dengan rasa tak tega aku membangunkan mereka secara perlahan, aku ciumi mereka dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Sebenarnya aku tak mau mimpi indah mereka terusik karena mereka harus bangun dari tidurnya. Namun waktu terus saja berlalu dengan tidak bersahabat. Tak berapa lama Didit, sang kakak mulai membuka matanya dia tersenyum padaku menandakan bahwa kondisi tubuhnya sudah pulih kembali setelah selama 3 hari dia mengalami demam yang cukup tinggi. Alhamdulillah, dia sudah sembuh. Ku luangkan waktu sebentar untuk bersendagurau dengan Didit, meskipun waktu memaksa aku untuk segera beranjak pergi ke sekolah. Setelah aku yakin dengan keadaan putra pertamaku, aku mencoba lagi untuk membangunkan malaikat kecilku yang cantik. Kuciumi kedua pipinya yang montok dan kemudian kubelai-belai rambutnya yang hitam ... "Bangun nak mama mau berangkat," kataku lembut. Seolah mengerti dengan kata-kata yang baru saja aku ucapkan, tak lama kemudian kedua kelopak matanya yang kecil terbuka perlahan. Dipandanginya wajahku, ibu yang telah melahirkannya, saat itu hatiku berkata, kalau aku boleh memilih aku akan memilih tetap berada di rumah bermain dengan anak-anakku. Tapi sayang ... aku tidak punya pilihan !
Kuciumi anak-anakku sekali lagi sebelum aku melangkahkan kaki keluar rumah sambil berdoa semoga aku masih diberikan kesempatan untuk kembali ke rumah ini bersama anak-anakku lagi tanpa kekurangan suatu apapun. Disepanjang jalan pun aku tetap berdoa semoga semua aktifitas yang akan ku jalani hari ini berlangsung dengan baik dan lancar.
Sesampainya di sekolah aku berkemas-kemas menyiapkan diri untuk bertugas sebagai salah satu pengawas kegiatan uji coba kemampuan siswa yang ketiga. Tapi sebelum kegiatan itu berlangsung ada sedikit pengarahan dari Bapak Kepala Sekolah. Dalam kegiatan pengarahan itu ada sesuatu yang tiba-tiba membuat kesal hatiku. Ada seseorang yang enggak penting ... ngomong yang enggak jelas dan itu bikin aku bete abis. Dengan segera moodku yang tadinya bagus tiba-tiba jadi jelek. Ah ... kenapa Tuhan, kenapa ini semua terjadi !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kenapa sih mereka enggak mau introspeksi diri ... merasa dirinya yang paling benar. Masak punya kesalahan enggak nyadar ? Hampir semua orang berpendapat begitu, mereka jadi tidak simpatik dengan orang-orang tertentu bukan karena siapa-siapa, tapi mereka melihat sendiri apa yang sudah terjadi. Harusnya penguasa itu bijaksana, kalau terjadi sesuatu, diselidiki dulu dari segala sisi. Jangan pernah mengambil kesimpulan hanya dengan menerima laporan dari satu pihak saja. Ataukah Sang Penguasa juga melalukan hal yang sama ? Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang ....
Kamis, 05 Maret 2009
Rabu, 04 Maret 2009
My Personal Identity
Hi ... Friends !
My full name is Ninno Aldriani, but people call me Ninno or mbak Ninno. I'm just a simple and ordinary woman who lives in Jatibening with my small family. I was born on April 2nd, 1970. It was on Thursday morning at 8.00 o'clock in Budi Kemuliaan Hospital. I'm the first child in family.
As I said before that my full name is Ninno Aldriani. My parents gave that nice cute name for me because my father's best friend who was Italian suggested to call the baby "Ninno" if it was a boy. But the baby was a girl ... and my dad decided to still give the baby girl's name "Ninno" cause it is the unusual name of the Indonesian people. "Aldriani" comes from the Last name of Edwin Aldrin the first astronout who had flown to the moon. I'm the first child of my family, so here I'm named Ninno Aldriani.
I have three brothers and no sister. I'm the only girl in my family, but I like to play with the boy stuffs, such as marbles, balls, kites, etc. My siblings and I used to play Cowboy and Indian, wars using the banana leaves as our weapons, hide and seek at night with our neighbors and making toy car from "Kulit Jeruk Bali". What a happy childhood I had ! My siblings and I also used to play in the rice field almost twice a week. We caught some little fish, and eels. After having caught the fish and the eels, we made a fire and we roasted them. We ate the fish and the eels with rice and some ketchup.
I had a happy childhood. My family used to live in Halim Perdana Kusuma Complex, cause my father was an airforce. It is a nice and quiet complex.
My full name is Ninno Aldriani, but people call me Ninno or mbak Ninno. I'm just a simple and ordinary woman who lives in Jatibening with my small family. I was born on April 2nd, 1970. It was on Thursday morning at 8.00 o'clock in Budi Kemuliaan Hospital. I'm the first child in family.
As I said before that my full name is Ninno Aldriani. My parents gave that nice cute name for me because my father's best friend who was Italian suggested to call the baby "Ninno" if it was a boy. But the baby was a girl ... and my dad decided to still give the baby girl's name "Ninno" cause it is the unusual name of the Indonesian people. "Aldriani" comes from the Last name of Edwin Aldrin the first astronout who had flown to the moon. I'm the first child of my family, so here I'm named Ninno Aldriani.
I have three brothers and no sister. I'm the only girl in my family, but I like to play with the boy stuffs, such as marbles, balls, kites, etc. My siblings and I used to play Cowboy and Indian, wars using the banana leaves as our weapons, hide and seek at night with our neighbors and making toy car from "Kulit Jeruk Bali". What a happy childhood I had ! My siblings and I also used to play in the rice field almost twice a week. We caught some little fish, and eels. After having caught the fish and the eels, we made a fire and we roasted them. We ate the fish and the eels with rice and some ketchup.
I had a happy childhood. My family used to live in Halim Perdana Kusuma Complex, cause my father was an airforce. It is a nice and quiet complex.
Langganan:
Postingan (Atom)